Diskusi Parenting: Peran Orangtua dan GSM dalam Membentuk Karakter Anak, HKBP Ciledug

Share

Ciledug, Minggu (15/09/2019)

Mengasuh anak di era digital bukan pekerjaan mudah. Apalagi di era kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) di mana internet berperan besar di dalamnya akan memberi dampak positif bahkan juga negatif bagi semua yang mengaksesnya. Dengan demikian, peran orangtua dan Guru Sekolah Minggu (GSM) dalam mendidik anak memberi andil pembentukan karakter seperti apa yang sedang mereka tanamkan kepada anak baik lewat didikan secara langsung maupun tidak langsung.

Terlebih orangtua, mereka memiliki tanggung jawab penuh dalam mendidik anak sehingga tanggung jawab mendidik anak tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Guru, kakek-nenek, ‘mbak‘ dan sebagainya adalah mitra orangtua dalam mendidik anak. Demikian juga GSM, mereka adalah guru yang memberikan pendidikan dan pengajaran rohani sehingga dalam pelayanannya harus memiliki tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan baik dan benar karena mereka sedang membuat pondasi yang membentuk iman seorang anak.

Di era digital ini dalam mendidik dan mengajar anak, orangtua dan GSM memiliki pesaing yang sulit untuk dihindari, yaitu: gadget/HP. Dengan kemajuan TIK dan kemudahan mengakses internet sehingga semakin memudahkan kita dalam melakukan aktivitas. Sayangnya, ada dampak negatif yang timbul ketika kita tidak bijaksana dalam menggunakan HP.

Ketika orangtua sudah memberikan HP kepada anak untuk melakukan kegiatannya maka peran orangtua semakin dibutuhkan agar fasilitas yang diberikan ini tidak menjadi “momok” menakutkan atas dampak negatif ketika anak tidak mampu menggunakan hp dengan bijaksana.

Kerapkali orangtua mengatakan bahwa mereka khawatir atau takut anak-anaknya menjadi candu. Sebelum anak menjadi candu, peran orangtua yang akan menentukan apakah masih bisa dilakukan tindakan intervensi dan preventif untuk menghindarkan anak dari dampak negatif. Ketegasan sebagai orangtua diperlukan untuk menentukan batasan anak mengakses internet. Orangtua dapat melihat aspek dari diri anak, misal: usia, tingkat kebutuhan, tingkat tanggung jawab anak bahkan mental anak. Jangan orangtua sampai lalai dalam mengontrol bagaimana anak berinternet. Jika aktivitas berinternet anak lolos dari pengawasan orangtua besar kemungkinan anak menjadi candu. Ketika anak menjadi candu, tentunya akan membutuhkan banyak usaha baik waktu, tenaga, emosi, perasaan, uang bahkan tenaga profesional untuk menyelamatkan anak.

HKBP Ciledug tanggap akan hal ini sehingga memberikan ruang dan waktu untuk mengedukasi orangtua dan GSM warga binaannya lewat acara diskusi parenting yang diselenggarakan pada hari Minggu (15/9). Adapun narasumber yang diundang Susi Rio Panjaitan, Psycho-Educator dari Yayasan Rumah Anak Mandiri. Dalam kesempatan ini Susi Rio Panjaitan memaparkan dengan detail hal tersebut dihadapan peserta diskusi parenting. Lewat pertanyaan dan pernyataan yang disampaikan orangtua dapat tergambarkan kekhawatiran mereka sebagai orangtua akan dampak negatif dari internet. Diharapkan setelah mengikuti diskusi ini, mereka akan semakin dikuatkan mampu senantiasa mendampingi anak-anaknya untuk berinternet yang sehat.

Share

Related posts

Leave a Comment